BUDAYA MALU
Tahun Pelajaran 2012/2013
Disusun oleh :
Nama : Azis Alvriyanto
Kelas : IX A
UPTD SMP NEGERI 2 KRAMAT
KABUPATEN TEGAL
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehinggasaya dapat menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia membuat karya tulis yangberjudul "Budaya Malu".
Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca untuk mempelajari budaya asli orang timur dan menerapkannya dikehidupan sehari-hari.
Tegal, 25 Februari 2013
Azis Alvriyanto
Daftar Isi
Halaman Judul .......................................................................................................... i
Kata Pengantar........................................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Tujuan ............................................................................................................ 1
C. Manfaat .......................................................................................................... 1
Bab II Pembahasan
A. Hilangnya Budaya Malu Pada Diri Seseorang ............................................... 2
B. Generasi Muda dan Budaya Malu .................................................................. 2
C. Budaya Timur dan Budaya Barat ................................................................... 2
Bab III Penutup
A. Simpulan ........................................................................................................ 3
B. Saran .............................................................................................................. 3
Daftar Pustaka ........................................................................................................... 4
BAB I
PENDAHULUAN
Malu adalah bentuk perasaan penyadaran bahwa segala sesuatu memiliki nilai, tolok ukur dan konsekuensi. Nilai yaitu hal yang dianggap penting, bermakna dan normatif. Sebalinya, tolok ukur dan konsekuensi yaitu pencapaian yang bisa dilihat sejauh mana seseorang melampaui target dan bagaimana ketika ia keluar masalah hingga melahirkan konsekuensi berupa penyadaran terhadap diri sendiri tentang sesuatu yang harus diambil tanggung jawabnya.
A. Latar Belakang
Ketika budaya malu hilang dikehidupan sehari-hari secara naluriah dalam diri manusia, maka sesungguhnya ia telah melupakan jati dirinya sebagai bentuk kesatuan diri. Malu banyak dianggap sebagai bagian dari pelaksanaan iman tersebut,yaitu malu melakukan berbagai perbuatan tercela dan dapat merugikan diri, orang lain, maupun lingkungan.Seperti malu melakukan penipuan, malu menyakiti sesama, malu mencuri, malu merampok, malu korupsi, malu berzina, malu membunuh orang lain, malu menyakiti pihak lain, malu memamerkan aurat dan lain sebagainya, semua itu masuk dalam bagian dari pelaksanaan iman yang ada pada diri kita. Sebenarnya budaya malu adalah bentuk implementasi jati diri kita.
B. Tujuan
Tujuan penulisan dari karya tulis ini, yaitu:
- Menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia.
- Mengembangkan kebudayaan malu pada pembaca.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari karya tulis ini, yaitu :
- Hilangnya budaya malu pada diri seseorang.
- Hilangnya budaya malu pada generasi penerus Indonesia.
- Bergesernya budaya timur dengan budaya barat.
D. Manfaat
Manfaat dari karya tulis ini, yaitu
- Pembaca dapat menerapkan budayaan malu dalam kehidupan sehari-hari.
- Pembaca dapat mangerti arti penting budaya malu.
- Pembaca dapat mengerti tingkat budaya malu pada generasi penerus Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hilangnya Budaya Malu Pada Diri Seseorang
Budaya malu hilang dari kebudayaan kita karena kita ingin mendapatkan pengakuan, mendapatkan jabatan, mendapatkan kedudukan yang tinggi dan ingin mengikuti trend atau tak mau di bilang ketinggalan zaman sehingga kita menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya termasuk menekan semuarasa malu kita sebagai manusia.
B. Generasi Muda dan Budaya Malu
Saat ini sifat generasi muda sudah mulai terkikis dari budaya malu. Kalau di zaman dulu, sebelum mereka mengenal Handphone, laptop dan motor, mereka adalah sosok yang sopan dan tawadhu. Tetapi, seiring dengan perkembangan zaman, mereka berubah menjadi sosok yang angkuh. Tanpa disadari, sedikit demi sedikit budaya malu mulai bergeser dari citra peradaban di masyarakat. Bahkan, kemungkinan besar bisa jadi malah akan hilang dari budaya bangsa kita. Ironis, tapi agaknya mereka kurang begitu peduli akan hal itu.Sebagian dari anak mudah senang dengan hal yang glamor. Mereka selalu berusaha untuk tampil sebagai sosok yang idealis untuk pamer atau bergaya. Padahal tak jarang, sering kali yang mereka tampilkan bukanlah jati diri yang sebenarnya. Sebab, sering kali terjadi, busana yang mereka pakai terlalu mini, handphone yang mereka gunakan adalah barang pinjaman atau bahkan hasil curian, kendaraan yang mereka bawa bukanlah milik mereka sendiri. Melainkan hasil sewaan, atau bahkan pinjaman. Namun, mereka tanpa ragu dan malu, mereka berjalan bergaya dengan penuh keangkuhan dan kebanggaan.
C. Budaya Timur dan Budaya Barat
Budaya malu merupakan salah satu bagian daripada budaya timur. Terbukti bahwa budaya malu diwariskan secara turun temurun mulai dari nenek moyang kita hingga sekarang. Hal ini berarti, budaya malu sudah menjadi simbol pembedaan antara budaya barat dan budaya timur. Yaitu budaya kita, budaya Indonesia.Namun, anak-anak tampaknya kurang begitu memahami pentingnya budaya malu sebagai tradisi. Mereka justru terkontaminasi era westernisasi (budaya barat yang katanya sekarang menjadi kiblat kebudayaan dunia). Hal ini jika diacuhkan, mungkin lama kelamaan budaya malu akan termajinalkan. Seandainya generasi muda tahu dan memahami dengan benar makna budaya malu. Munculnya tindakan asusila dan maraknya pergaulan bebas tidak akan terjadi, apabila mereka tahu bahwa perbuatan yang mereka lakukan dapat mempermalukan dirinya sendiri, bangsa, dan tentunya nama baik keluarga besar mereka sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Diera globalisasi kita harus lebih mengendalikan diri, dan terus memupuk rasa malu, sopan dan santun pada diri kita.
B. Saran
Saran dari karya tulis ini, yaitu :
- Terapkan budaya malu dalam kehidupan sehari-hari.
- Jangan lupakan budaya timur, yaitu budaya malu.
- Ambil hal-hal positif dari dampak globalisasi.
Daftar Pustaka
http://www.azisalvriyanto.blogspot.com/2013/02/budaya-malu.html
Jika anda ingin berkomentar tetapi tidak punya akun blogger, anda tetap bisa berkomentar dengan cara:
1. Pilih Name/URL di kotak Beri komentar sebagai:
2. Lalu isi nama (nama anda) dan URL (www.azisalvriyanto.blogspot.com atau link web profil facebook anda)
3. Lanjutkan/ok
4. Isi komentar anda
5. Publikasikan komentar anda
6. Berkomentarlah dengan sopan
Emoticon